Kecanduan Selfie Termasuk Gangguan Mental? Anda Gemar Selfie?

Ada Berita - Mengambil Foto narsis telah menjadi kegiatan yang sangat populer sampai saat ini, khususnya di kalangan remaja dan dewasa muda. 
Dilansir AkuratHealth dari Psychology Today, sudut pandang psikologis, swafoto atau biasa disebut Foto Selfie adalah tindakan yang berorientasi pada diri sendiri yang memungkinkan pengguna untuk membangun individualitas dan kepentingan diri sendiri.
Motivasi untuk swafoto mungkin berbeda, namun swafoto secara umum memungkinkan seseorang untuk membuat identitas asli atau identitas yang dirasakan.
Swafoto juga dapat memberikan energi positif dari kepercayaan diri yang meningkat. Caranya, dengan mengekspresikan diri untuk menambah identitas atau karakter mereka dan menunjukkan siapa mereka sebenarnya atau siapa yang mereka percayai dan atau ingin menjadi siapa.
”Bagi banyak orang, swafoto membantu menciptakan identitas mereka agar orang lain melihatnya dan dapat menjadi sumber peningkatan harga diri,” kata Psikolog Mark D. Griffiths Ph.D.
Namun, swafoto tak hanya membuat individu merasa baik. Bagi sebagian kecil orang, swafoto memberikan pengaruh buruk karena mereka merasa tidak aman dan membandingkan swafoto mereka sendiri dengan orang lain.
American Psychiatric Association (APA) telah mengklasifikasikan “selfitis” sebagai Gangguan Mental baru. Menurut Mark, APA telah mendefinisikan selfitis sebagai keinginan kompulsif obsesif untuk mengambil Foto diri sendiri dan mengunggahnya di Media Sosial sebagai cara untuk menebus kurangnya harga diri.
Ada tiga tingkat gangguan disebabkan kecanduan swafoto. Pertama, memotret diri sendiri setidaknya tiga kali sehari tetapi tidak mengunggahnya di Media Sosial.
Kedua, akut yang berarti memotret diri sendiri setidaknya tiga kali sehari dan mengunggah setiap Foto di Media Sosial. Ketiga, kronis yaitu keinginan tak terkendali untuk mengambil Foto diri sendiri setiap saat dan mengunggah Foto di Media Sosial lebih dari enam kali sehari.
Selanjutnya, Mark memeriksa apakah ada potensi perilaku kecanduan swafoto menggunakan alat ukur skala perilaku selfitis.
Mark dan timnya menggunakan siswa India sebagai peserta dalam penelitian karena India memiliki jumlah pengguna Facebook terbesar berdasarkan negara.
Pemilihan negara India juga karena India bertanggung jawab atas banyaknya kematian karena swafoto, dengan 76 kematian dilaporkan dari total 127 kematian di seluruh dunia sejak 2014.
Selama wawancara ini para peserta mengkonfirmasi bahwa tampaknya ada individu yang secara obsesif mengambil swafoto. Dengan kata lain, selfitis memang ada.
Hasilnya, orang dengan tingkat selfitis kronis berusaha untuk menyesuaikan diri dengan orang-orang di sekitar mereka. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan gejala yang mirip dengan perilaku berpotensi adiktif lainnya.
Studi lain juga menunjukkan bahwa sebagian kecil individu mungkin memiliki "kecanduan swafoto”. Namun, Mark menilai penelitianya tidak menunjukkan bahwa selfitis adalah Gangguan Mental.
“Selfitis tampaknya merupakan suatu kondisi yang memerlukan penelitian lebih lanjut untuk sepenuhnya menilai dampak psikososial yang mungkin dimiliki perilaku pada individu,” tutupnya.


Sumber : Akurat.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Melawan Takluk: Perlawanan dari Penjara Century"

Jusuf Kalla : Perjuangan Tidak akan mengkhianati Hasil seperti Kasus Msibakhun

Sejumlah pejabat Negara mengacungi Jempol pada Ketangguhan Misbakhun